Sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan biaya sebesar sekitar 405 triliun rupiah untuk menangani dampak pandemi COVID-19. Ditengah dana yang telah dikeluarkan, muncul pertanyaan apakah Indonesia membutuhkan dana yang jauh lebih besar untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini? Perlukah Indonesia membuat hutang untuk membantu warga negara yang kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menunjang hidupnya?
Diskusi dibuka dengan materi peran bantuan sosial sebagai poverty alleviation program dan jaring pengaman saat terjadi guncangan ekonomi. Kemudian dibahas bentuk bantuan seperti cash vs in-kind, dan juga konsep targeting penentuan siapa yang berhak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Materi berlanjut ke proyeksi pertumbuhan Indonesia selama COVID-19, peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan, dukungan fiskal untuk menjaga konsumsi rumah tangga dan UMKM, tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020, dan strategi pembiayaan pemerintah masa COVID-19
Materi ini dibahas dan didiskusikan dalam Ngobrolin Perkara Isu (Ngopi) yang diadakan pada hari Kamis, 21 Mei 2020 pada pukul 15.30 hingga 17.00 WIB. Ngobrolin Perkara Isu (Ngopi) merupakan program kerja Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM dalam mengangkat diskusi terhadap isu serta permasalahan yang sedang berlangsung. Program kerja ini dihadiri perwakilan dari setiap biro dan departemen via webex untuk meningkatkan alur diskusi sehingga wawasan dan pemikiran yang didapat lebih luas. Diskusi kali ini diisi oleh dua pembicara yaitu Jesita Wida, S. E.(Mahasiswa berprestasi UGM II 2019) dan Ghifari Ramadhan F. (Asisten Riset FEB UGM).